Di COP 29 Azerbaijan, APP Group Tegaskan Atasi Krisis Iklim
Jambi, PaFI Indonesia — APP Group di acara COP 29 di Azerbaijan menegaskan komitmen globalnya sebagai pendorong perubahan dalam upaya menanggulangi krisis iklim melalui transisi energi hijau dan praktik keberlanjutan.
Managing Director APP Group Suhendra Wiriadinata menekankan peran penting perusahaan dalam mendorong aksi iklim kolaboratif antara sektor publik dan swasta. Hal itu dilakuan demi terciptanya masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Menghadapi perubahan iklim bukan hanya tanggung jawab satu sektor atau satu negara-ini adalah tantangan bersama yang menuntut sinergi di seluruh sektor,” ujar Suhendra dalam rilis resminya, Selasa (12/11).
Dia menegaskan APP Group siap untuk terus berinovasi dan berinvestasi dalam solusi hijau yang tidak hanya mendukung target dekarbonisasi nasional, tapi juga konteks global.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri pulp dan kertas, APP Group telah membuat langkah besar dalam transisi energi.
Inisiatif seperti konversi ke energi biomassa dan penggunaan panel surya di fasilitas produksi memungkinkan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Hingga saat ini, pabrik OKI berhasil mengandalkan 98 persen sumber energi dari energi terbarukan, dan upaya ini membantu perusahaan mencapai penurunan intensitas karbon sebesar 11 persen sejak 2018.
“Langkah-langkah ini merupakan bagian dari visi kami untuk mewujudkan proses produksi yang rendah karbon dan berkelanjutan,” jelas Suhendra. “Kami tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi kami sendiri,
tetapi juga pada menciptakan model bisnis yang dapat diikuti industri lain dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon.”
Suhendra juga menekankan pentingnya keberlanjutan berbasis komunitas, yang terlihat dari pendekatan holistik APP dalam pengelolaan hutan dan pemberdayaan masyarakat.
Komunitas lokal dan peluang ekonomi
Program Desa Makmur Peduli Alam (DMPA) telah memberdayakan komunitas lokal dengan menciptakan peluang ekonomi
melalui pembinaan UMKM dan pelatihan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.
“Program DMPA bukan hanya tentang pelestarian alam, tetapi juga menciptakan kemandirian ekonomi
bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area konsesi kami,” katanya.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengatakan hutan harus terus dijaga dan dilindungi sebagai sumber kesejahteraan bagi masyarakat.
“Saya percaya, kolaborasi, tanggung jawab, dan solidaritas kita bisa melindungi dan melestarikan hutan kita sekaligus membuat kebijakan
yang memberikan keberkahan bagi generasi berikutnya,” kata Raja Juli saat pembukaan Pavilion Indonesia.